Senin, 24 Juni 2013

Suku Sumendo Sumatera Selatan

Suku Semendo (Semende), adalah salah satu etnis yang berada di kecamatan Semendo kabupaten Muara Enim provinsi Sumatera Selatan. Populasi suku Semendo diperkirakan sebesar 105.000 orang.
Masyarakat suku Semendo, berbicara dalam bahasa Semendo, yang termasuk ke dalam rumpun bahasa Melayu. Bahasa Semendo banyak terdapat kemiripan dengan bahasa Palembang. Bahasa yang digunakan dalam pergaulan sehari-hari pada bahasa Semendo pada umumnya berakhiran "e." Suatu ciri khas dari karakter bahasa Melayu.
Asal usul suku Semendo secara pasti tidak diketahui darimana, salah satu versi cerita rakyat yang menyatakan suku Semendo dahulunya hidup bersama-sama dengan suku Palembang, sebelum masa pemerintahan Kerajaan Sriwijaya. Kemungkinan karena tekanan dari kekuasaan Kerajaan Sriwijaya yang memperluas wilayah kekuasaannya, mendesak suku ini masuk lebih ke pedalaman Sumatra Selatan. Sepertinya suku Semendo ini berasal dari suku bangsa deutro-malayan yang bermigrasi secara besar-besaran ke wilayah Asia Tenggara dari daratan Indochina pada awal tahun Masehi sekitar abad 3 Masehi, yang mana kelompok Semendo ini mendarat di pesisir Sumatra Selatan dan sempat bermukim sekian lama di wilayah pesisir, hidup bersama-sama kelompok deutro-malayan lainnya, seperti suku Palembang dan lain-lain.
acara pernikahan suku Semendo
Seluruh adat-istiadat dan budaya dalam masyarakat suku Semendo terlihat jelas sangat dipengaruhi oleh budaya Melayu Islam. Dari musik rebana, lagu daerah dan tarian seluruhnya dipengaruhi oleh budaya melayu Islam. Salah satu adat pada suku Semendo adalah adat Tunggu Tubang, yaitu adat yang mengatur hak warisan pada keluarga, adat ini menentukan hak atas warisan adalah anak wanita yang paling tua. Warisan berbentuk sebidang sawah dan sebuah rumah yang diwariskan dari generasi ke generasi secara terus menerus. Adat inilah yang menyebabkan tingginya hasrat untuk merantau bagi anak laki-laki. Budaya dan adat-istiadat Islami yang diamalkan suku Semendo ini diperkirakan berasal dari bangsa-bangsa Melayu yang membawa budaya mereka dari daratan Riau atau Malaysia.

Ajaran Islam pada masyarakat suku Semendo sangat kuat dalam kehidupan masyarakat Semendo. Mereka sangat patuh menjalankan syariat Islam secara rutin dan teratur, sesuai dengan rukun Islam. Hampir di setiap tempat terdapat tempat ibadah bagi masyarakat ini. Selain itu pesantren juga banyak terdapat di wilayah suku Semendo ini, yang secara khusus mendidik putra-putri suku Semendo menjadi penyebar agama Islam di daerahnya.
Suku Semendo membutuhkan peningkatan pengolahan lahan pertanian agar dapat dikerjakan dengan lebih modern. Saat ini telah ada proyek kerja sama yaitu : proyek penggilingan kopi, perikanan dan percontohan perikanan. Proyek ini perlu didukung dan dikembangkan lagi untuk lebih meningkatkan taraf hidup masyarakat. Mereka juga membutuhkan peningkatan dalam bidang pendidikan.
Masyarakat Semendo hidup dari hasil pertanian terutama pada tanaman padi sawah dan ladang, yang diolah dengan cara tradisional. Pada umumnya mereka menanam kopi jenis Robusta dalam kegiatan mereka sehari-hari. Dari daerah suku Semendo ini jumlah produksi kopi Robusta pada setiap panen bisa mencapai 300 ton per tahun. Selain itu masyarakat suku Semendo ini juga bergerak pada bidang perikanan dan pembibitan ikan.

1 komentar: