Senin, 12 November 2012

Warna Warni Centil Mangga Kloning Paling Unik

Musim penghujan telah tiba itu menandakan musim buah akan segera dimulai, mulai dari musim duren sampai musim rambutan, ridak ketinggalan musim buah lain seperti mangga yang lagi banjir dipasaran. Entah itu mangga golek, mangga harum manis bahkan mangga hasil kloning dengan warna warni centil seperti Mangga Garifta atau mangga Haden ( hayden ),  Mangga namdokmai, mangga irwin, dan Mangga chokanan. Keunggulan yang dimiliki oleh jenis-jenis mangga tersebut  memiliki berbagai keunggulan yang berbeda dibandingkan dengan jenis-jenis mangga lokal lainnya. Mulai dari warna buah yang menarik, rasa dan aroma yang khas, bentuk buah yang beragam, hingga sosok tanaman yang kompak. Berikut mangga mangga paling populer dengan aneka warna.


Mangga Haden atau Hayden adalah salah satu kultivar mangga yang paling banyak dibudidayakan di dunia dan kultivar mangga ini menjadi induk dari banyak kultivar mangga hasil persilangan. Mangga Haden pertama kali ditanam pada tahun 1902 di Miami Florida. Berbuah 8 tahu kemudian yaitu pada tahun 1910. Mangga Haden memiliki kualitas buah unggul  dengan warna kulit buah yang merah - kuning cerah serta memiliiki rasa yang baik dengan tingkat kemanisan 15° brix.

Analisis silsilah yang dilakukan pada mangga ini menunjukkan bahwa 'Haden' kemungkinan merupakan hasil persilangan dari kultivar mangga 'Mulgoba ' dan 'Turpentine '. Mangga turpentine adalah kultivar mangga yang sesuai namanya memiliki aroma rasa 'terpentin' seperti mangga kweni dan gedong.

Kebanyakan varietas mangga kemudian dikembangkan di Florida adalah keturunan baik langsung atau tidak langsung 'Haden'.Varietas mangga yang mungkin secara langsung diturunkan dari Haden meliputi:
  •     Allen-King/Everbearing
  •     Anderson (Haden x Sandersha cross)
  •      Bailey's Marvel (Haden x Bombay cross)
  •     Becky (Haden x Brooks cross)
  •     Cogshall
  •     Cushman (Haden x Amini cross)
  •     Earlygold
  •     Edward
  •     Fascell (Haden x Brooks cross)
  •     Glenn
  •     Hatcher (Haden x Brooks cross)
  •     Hodson
  •     Jacquelin (Haden x Bombay cross)
  •     Kent (Haden x Brooks cross)
  •     Irwin (Haden x Lippens cross)
  •     Lippens
  •     Osteen
  •     Palmer
  •     Parvin
  •     Ruby
  •     Sensation (Haden x Brooks cross)
  •     Southern Blush (Haden x Cushman cross)
  •     Spirit of '76 (Haden x Zill cross)
  •     Springfels
  •     Tommy Atkins
  •     Torbert
  •     Valencia Pride
  •     Van Dyke
  •     Winters (Haden x Ono cross)
  •     Zill (Haden x Bombay cross)

1. Mangga Mangga Garifta Atau Mangga Haden

mangga garifta

Mangga garifta / haden merupakan jenis mangga yang diintroduksi dari Amerika Serikat. Mangga haden memiliki kualitas buah unggul  dengan warna kulit buah yang menarik serta rasa yang khas dan cenderung berbeda dengan jenis mangga lokal Indonesia. Warnanyapun variatif mulai dari garifta merah, garifta orange, dan garifta gading.

Mangga haden mempunyai kemiripan penampilan dengan mangga irwin. Bedanya, mangga haden mempunyai bentuk buah yang membulat dan kemunculan warna ungu pada pangkal buah tidak dimulai sejak ukuran buah masih kecil, melainkan setelah buah berukuran lebih besar dari jeruk siam. Agar warna ungunya muncul, tanaman juga memerlukan sinar matahari yang cukup. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengurangan percabangan-percabangan sehingga sinar matahari dapat masuk ke dalam tajuk tanaman.

2. Mangga namdokmai
mangga namdokmai

Mangga namdokmai merupakan salah satu jenis mangga yang diintroduksi dari Thailand. Bentuk buahnya memanjang dengan ujung runcing dan berwarna kuning kehijauan. Sebaiknya mangga ini dikonsumsi pada tingkat kematangan 80%. Jika terlalu matang, daging buahnya menjadi agak berair. Namun, sebagian orang justru menyukai kondisi tersebut karena menimbulkan sensasi rasa yang semakin segar.

Mangga namdokmai tergolong jenis mangga yang mudah berbuah dan lebat buahnya. Bahkan, tanaman yang masih kecil pun sudah bisa menampilkan buah. Biasanya tanaman sudah bisa menghasilkan buah pada umur 1,5 tahun sejak tanam dari bibit ukuran 50 cm.

3. Mangga chokanan

mangga chokanan

Sama seperti mangga namdokmai, mangga chokanan juga diintroduksi dari Thailand. Mangga chokanan merupakan mangga favorit untuk dimakan sebagai mangga hijau karena rasanya yang tidak asam. Justru akan terasa sangat manis bila dikonsumsi pada kondisi yang terlalu matang. Bentuk buahnya lonjong asimetris dengan ujung buah yang meruncing, lekukan dangkal, dan kadang berparuh. Buah yang masih muda berwarna hijau muda, sedangkan buah yang sudah tua (matang) berwarna kuning merata.

 Mangga chokanan merupakan varietas yang paling mudah berbuah (genjah). Karakternya yang genjah dan sangat mudah dibuahkan membuat mangga chokanan dijuluki sebagai miracle manggo. Hanya dengan mengandalkan campuran media tanam serta penyinaran yang cukup, Tabulampot mangga chokanan sudah mampu menghasilkan buah. Hal lain yang disukai dari mangga chokanan adalah cenderung mudah dan cepat berbuah, baik saat musim kemarau maupun musim hujan. Sifatnya yang relatif tahan terhadap serangan penggerek batang, juga membuat mangga chokanan semakin diminati untuk dibudidayakan, baik untuk ditanam di lahan/kebun maupun dalam pot.

4. Mangga irwin


mangga irwin
Mangga irwin merupakan jenis yang diintroduksi dari Australia. Jenis mangga ini menyuguhkan sensasi rasa yang cenderung berbeda dibandingkan dengan mangga lokal Indonesia. Tekstur daging buahnya padat, agak berair, berserat cukup halus, dan mengandung sedikit tepung. Rasanya pun manis  bercampur asam dengan aroma buah yang khas mirip kweni.

Mangga ini memiliki tampilan yang menarik, terutama buahnya. Buah yang masih muda mempunyai warna ungu pada pangkal buah dan hijau pada ujung buah. Sementara buah yang sudah matang (tua) berwarna merah pada pangkalnya dan kuning pada ujung buah. Buahnya berbentuk bulat lonjong dan beratnya 200—500 g/buah.

Mangga irwin cenderung memerlukan sinar matahari yang penuh. Jika tidak mendapatkan sinar matahari yang cukup, warna ungu pada pangkal buah saat masih muda dan warna merah pada pangkal buah saat matang tidak akan muncul. Dengan demikian, penampilan buah menjadi tidak menarik. Untuk itu, perlu dilakukan pengurangan percabangan-percabangan agar sinar matahari dapat masuk ke dalam tajuk tanaman.

Warna warni centil mangga kloning memang mengundang selera..alangkah baiknya dibudidayakan dibumi ini yang tanahnya subur, baik sebagai tanaman penghijauan ataupun tanaman perkebunan yang bisa mendatangkan keuntungan.

Sumber : internet

Mengenal Mangga Garifta

Seperti tanaman buah lainnya, mangga juga memiliki banyak varian. Salah satunya adalah mangga haden atawa garifta orange. Manggal asal Amerika Serikat ini sudah ada di Indonesia sejak 70 tahun silam. Setelah melewati proses adaptasi panjang dan seleksi ketat, mangga ini terpilih sebagai salah satu mangga unggul pada 2009. Tidak mengherankan jika mangga ini masuk kategori unggul, sebab mangga jenis ini memiliki produktivitas tinggi. Setiap pohon bisa menghasilkan 135 kilogram (kg) buah dalam setahun.

Seperti diberitakan Kontan, ketika sudah matang warna daging buahnya berwarna oranye, agak berserat, harum, dan berukuran besar."Dan yang pasti rasanya lebih manis," kata Titin, salah seorang pebudidaya mangga haden asal Bintaro, Tangerang Selatan.


alt

Titin fokus pada usaha pembibitan mangga haden di lahan seluas 1 hektar. Dalam sebulan dia bisa menjual rata-rata 100 bibit mangga ini. Bibit mangga haden Titin dibanderolnya dengan harga mulai Rp 250.000 - Rp 300.000 per pohon. Dia pun bisa meraup omzet sebesar Rp 25 juta - Rp 35 juta per bulan.

Menurut Titin, budidaya bibit mangga haden masih menjanjikan sebab pekebun mangga haden belum begitu banyak di Indonesia. Sebagian besar pelangganTitin berasal dari Banda Aceh, Bandarlampung, dan Bali. Mereka dari perusahaan perkebunan dan perorangan.

Konsumen perusahaan biasanya membeli dalam jumlah besar, sedangkan konsumen perorangan membeli sekadar untuk tanaman koleksi.

Sukses berbisnis bibit mangga haden juga dirasakan Deazy Yuni, pemilik Pesona Culture Nursery di Tangerang, Banten. Usaha ini dia tekuni di lahan budidaya seluas 500 meter persegi. “Saya budidayakan dengan sambung tunas atau vegetatif,” ungkapnya kepada Kontan.

Selain di lahan itu, Deazy juga mengambil pasokan bibit mangga haden dari pebudidaya di Jepara dan Majalengka.

Dalam sebulan, dia bisa menjual 300 - 500 bibit. Bibit ini memiliki tinggi sekitar 70 centimeter (cm) hingga 1 meter dan dihargai Rp 75.000 per batang. Dia pun bisa meraup omzet Rp 30 juta per bulan.

Okulasi

Budidaya mangga haden atawa garifta orange dapat dilakukan dengan cara okulasi pada pohon mangga biasa. Menurut Titin, salah seorang pebudidaya mangga haden asal Bintaro, Tangerang Selatan, dalam teknik okulasi ini, batang mangga haden dipotong dan disambungkan dengan bibit mangga biasa.

Panjang batang atau dahan mangga haden yang dipotong sekitar 15 centimeter (cm). Sementara bibit mangga biasa yang akan diokulasi sebaiknya sudah memiliki ketinggian sekitar 50 (cm).

"Semakin tinggi bibit mangga biasa yang diokulasi maka semakin baik, karena waktu proses berbuahnya lebih cepat," ujar Titin.

Pada musim kemarau, bibit yang sedang diokulasi harus disiram air minimal sekali sehari. Agar proses pertumbuhannya cepat, bisa diberikan pupuk kandang.

Proses okulasi antara bibit mangga biasa dengan mangga haden membutuhkan waktu sekitar satu setengah bulan. Setelah kedua pucuk tersambung, bibit tanaman haden siap untuk dipasarkan.

Kedalaman lubang tanam mangga haden antara 15 cm hingga 20 cm. Tanaman mangga ini tumbuh dengan baik di lahan dengan ketinggian 50 meter - 300 meter di atas permukaan laut (dpl).

Deazy Yuni, pemilik Pesona Culture Nursery di Tangerang, Banten mengatakan, jarak tanam ideal mangga haden sekitar 5 meter (m). Selain di tanah, mangga ini juga bisa ditanam dalam pot.

Menurut Deazy, tanaman mangga haden rentan terhadap hama. Makanya, perlu diberikan pupuk khusus untuk daun, tangkai, bunga, dan buah. Namun interval pemberian pupuk harus diperhatikan.

Supaya cepat berbuah, mangga haden harus diberi pupuk KNO3 berwarna merah yang mengandung fosfor. Pemberian bisa dilakukan sejak awal tanam minimal satu kali dalam sebulan. Dengan pupuk perangsang, diharapkan pohon bisa cepat berbunga.

Ketika sudah berbunga berikan pupuk KNO3 berwarna putih dengan kandungan unsur kalium. Pupuk ini membantu pembuahan lebih cepat. Tanpa bantuan pupuk perangsang, mangga haden baru berbuah ketika sudah berusia lima tahun.

Sementara dengan pupuk perangsang, mangga haden sudah bisa berbuah dalam usia dua tahun sejak ditanam.

sumber : http://wartakotalive.com/detil/berita/104564/Ini-Mangga-Amerika-di-Tanah-Indonesia