Suku Semendo (Semende), adalah salah satu etnis yang berada di
kecamatan Semendo kabupaten Muara Enim provinsi Sumatera
Selatan. Populasi suku Semendo diperkirakan sebesar 105.000 orang.
Masyarakat suku Semendo, berbicara dalam bahasa Semendo, yang termasuk
ke dalam rumpun bahasa Melayu. Bahasa Semendo banyak terdapat kemiripan
dengan bahasa Palembang. Bahasa yang digunakan dalam pergaulan
sehari-hari pada bahasa Semendo pada umumnya berakhiran "e." Suatu ciri
khas dari karakter bahasa Melayu.
Asal usul suku Semendo secara pasti tidak diketahui darimana, salah satu
versi cerita rakyat yang menyatakan suku Semendo dahulunya hidup
bersama-sama dengan suku Palembang, sebelum masa pemerintahan Kerajaan
Sriwijaya. Kemungkinan karena tekanan dari kekuasaan Kerajaan Sriwijaya
yang memperluas wilayah kekuasaannya, mendesak suku ini masuk lebih ke
pedalaman Sumatra Selatan. Sepertinya suku Semendo ini berasal dari suku
bangsa deutro-malayan yang bermigrasi secara besar-besaran ke wilayah
Asia Tenggara dari daratan Indochina pada awal tahun Masehi sekitar abad
3 Masehi, yang mana kelompok Semendo ini mendarat di pesisir Sumatra
Selatan dan sempat bermukim sekian lama di wilayah pesisir, hidup
bersama-sama kelompok deutro-malayan lainnya, seperti suku Palembang dan
lain-lain.
acara pernikahan suku Semendo |
Seluruh adat-istiadat dan budaya dalam masyarakat suku Semendo terlihat
jelas sangat dipengaruhi oleh budaya Melayu Islam. Dari musik rebana,
lagu daerah dan tarian seluruhnya dipengaruhi oleh budaya melayu
Islam. Salah satu adat pada suku Semendo adalah adat Tunggu Tubang,
yaitu adat yang mengatur hak warisan pada keluarga, adat ini menentukan
hak atas warisan adalah anak wanita yang paling tua. Warisan berbentuk
sebidang sawah dan sebuah rumah yang diwariskan dari generasi ke
generasi secara terus menerus. Adat inilah yang menyebabkan tingginya
hasrat untuk merantau bagi anak laki-laki. Budaya dan adat-istiadat
Islami yang diamalkan suku Semendo ini diperkirakan berasal dari
bangsa-bangsa Melayu yang membawa budaya mereka dari daratan Riau atau
Malaysia.
Ajaran Islam pada masyarakat suku Semendo sangat kuat
dalam kehidupan masyarakat Semendo. Mereka sangat patuh menjalankan
syariat Islam secara rutin dan teratur, sesuai dengan rukun Islam.
Hampir di setiap tempat terdapat tempat ibadah bagi masyarakat ini.
Selain itu pesantren juga banyak terdapat di wilayah suku Semendo
ini, yang secara khusus mendidik putra-putri suku Semendo menjadi
penyebar agama Islam di daerahnya.
Suku Semendo membutuhkan peningkatan pengolahan lahan pertanian agar
dapat dikerjakan dengan lebih modern. Saat ini telah ada proyek kerja
sama yaitu : proyek penggilingan kopi, perikanan dan percontohan
perikanan. Proyek ini perlu didukung dan dikembangkan lagi untuk lebih
meningkatkan taraf hidup masyarakat. Mereka juga membutuhkan peningkatan
dalam bidang pendidikan.
Masyarakat Semendo hidup dari hasil pertanian terutama pada tanaman padi
sawah dan ladang, yang diolah dengan cara tradisional. Pada umumnya
mereka menanam kopi jenis Robusta dalam kegiatan mereka sehari-hari.
Dari daerah suku Semendo ini jumlah produksi kopi Robusta pada setiap
panen bisa mencapai 300 ton per tahun. Selain itu masyarakat suku
Semendo ini juga bergerak pada bidang perikanan dan pembibitan ikan.
Mantab Gan...infonya bisa nambah wawasan
BalasHapus